Sabtu, 27 Maret 2010

STRATEGI PEMBELAJARAN E-LEARNING

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami. Sholawat dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada tauladan hidup yaitu Nabiullah Muhammad SAW.

Syukur alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah yang merupakan salah satu tugas mata kuliah “Model dan Desain Perencanaan Pembalajaran” pada semester III Jurusan Tekhnologi Pembelajaran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (TPM UNTIRTA).

Makalah ini berjudul “Model-model Pembelajaran Inovatif : (Multi-Media, E-Learning, Kontruktivisme, dan Inquiri) Sebagai Konsep, Landasan Teoritis–Praktis dan Implementasinya dalam pembelajaran di Sekolah”. Dalam penyusunan makalah ini, kamipun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sudadio, M.Pd. sebagai dosen pembimbing matakuliah ” Model dan Desain Perencanaan Pembalajaran” pada kelas C semester III Jurusan TPM UNTIRTA.

2. Rekan–rekan kelas II C yang saling memberikan motivasi dan informasi untuk senantiasa menjalin kebersamaan dan persaudaraan yang erat.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritikan dalam upaya perbaikan makalah ini sangatlah penulis harapkan. Kiranya makalah ini berguna dan dapat menambah khasanah ilmu bagi penulis, pembaca serta pendidikan pada umumnya.

Serang, 22 Maret 2010

Penulis
MARIA



BAB I
PENDAHULUAN

Dinamika perkembangan dunia pendidikan nasional dewasa ini diwarnai oleh lahirnya Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, UU ini lahir dengan pertimbangan bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam menuju masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam Situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Para pendidik harus dapat mempersiapakan para peserta didiknya untuk mampu menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupanya sehari - hari.

Salah satu masalah pokok yang sering dihadapi oleh para guru di sekolah adalah masih rendahnya daya serap siswa dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sementara tuntutan kurikulum yang sedemikian padatnya membuat guru sering merasakan kesulitan dalam memilih dan mempertimbangkan model serta media yang cocok agar materi pembelajaran dapat deserap dan bahkan lebih jauh lagi harapan guru, bahwa siswa mampu mengaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.

Makalah ini membahas dan memberikan landasan teori-praktis yang dapat membantu guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi, media, latarbelakang anak didik, dan kondisi sekolah, yang masing – masing guru tentunya berbeda-beda. Diharapkan dengan ditampilkannya landasan teori-praktis ini dapat merubah pandangan paradigma lama yaitu bahwa orientasi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), akan beralih berpusat pada murid (student centered). Hal ini dimaksudkan agar dapat memperbaiki mutu baik proses maupun hasil. Satu inovasi yang menarik yang mengiri adanya perubahan tersebut, diketemukannya model-model pembelajaran yang menarik, inovatif dan kreatif.

Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik khususnya guru untuk memahami karakteristik materi, peserta didik, dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan terhadap model-model pembelajaran modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih bervariatif, inovatif dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Sebelum kita menguraikan teori-teori tentang model-model pembelajaran, khususnya yang dibahas dalam makalah ini adalah model pembelajaran Muliti-Media, E-Learning, Kontruktuvisme dan model pemeblajaran Inquiri. Kami akan membahas terlebih dahulu mengenai beberapa pengertian tentang “Model Pembelajaran menurut beberapa ahli”, antara lain yaitu :

1. Model pembelajaran menurut Joice,1992:4 dalam buku Trianto “Model Pembelajaran Inovatif beroriantasi Konstruktivistik adalah : suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer, dan lain-lain.

2. Model pembelajaran menurut Dr. Sudadio dalam materi perkuliahan Model dan Desain Perencanaan Pembalajaran adalah : Alternatif terbaik dan paling tepat yang dipilih untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan pembelajaran).

3. Model pembelajaran menurut Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 20) adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Adapun macam–macam model pembelajarn yang dapat dipilih oleh guru dan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan diantaranya adalah :

MULTIMEDIA,
E-LEARNING
KONSTRUKTIVISME
INQUIRI DISCOVERY
ROLE PLAYING
PEMBELAJARANTUNTAS
CTL SISTEM MODUL
PAIKEM
PAEIT
SOSIODRAMA dll.

Pada Bab II makalah ini kami akan membantu para guru untuk dapat memahami model-model pembelajaran di atas, yaitu model pembelajaran Multi-Media, E-Learning, Kontruktivisme dan Inquiri.























BAB II
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

2.1. MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING

A. Pengerian dan Beberapa Konsep Tentang e-Learning

Definisi ‘e-learning’ atau electonic learning ini seringkali berubah-ubah selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Secara umumnya, ‘e-learning’ adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN,WAN atau internet) untuk menyampaian isi materi yang diajarkan. Komputer, internet, Intranet, satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini.

Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning. namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya.

E-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika misalnya dengan menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin hari semakin berkembang telah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.

Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik atau guru menggunakan alat bantu seperti video dan musik yang dapat membuat anak merasa tidak bosan. Dengan menggunakan alat bantu video dan musik peserta didik dapat belajar dengan suasana yang tidak membosankan karena pada dasarnya peserta didik mempunyai daya pikir sendiri untuk dapat mengembangkan kemampuannya dalam memperoleh informasi dari yang dipelajarinya. Sedangkan dengan menggunakan media lain seperti computer peserta didik dapat juga memperoleh informasi dalam lingkup yang lebih luas dari berbagai sumber melalui ruang maya dengan menggunakan internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:

1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,

2. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
Menggunakan teknologi internet yang standar,

3. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di
Balik paradigma pembelajaran tradisional.

Teknik belajar dengan menggunakan alat bantu audio atau video
Bagaimana caranya ?
1. Siapkan terlebih dahulu DVD player dan CD materi yang akan digunakan
2. Peserta didik memperhatikan tayangan CD materi dan menarik kesimpulan dari yang didapat.
3. Kemudian peserta didik dapat mempresentasikan didepan guru atau didepan teman-teman mengenai apa yang telah ditemukan sehingga peserta didik yang lain dapat mengerti temuan peserta didik lainnya dan dilakukan tanya jawab yang dipimpin oleh guru pembimbing.

Teknik belajar dengan menggunakan alat bantu computer, bagaimana caranya ?
1. Siapkan terlebih dahulu komputer yang akan digunakan
2. Guru memberi materi atau topik yang akan diajarkan
3. Peserta didik membuka komputer dan mencari informasi mengenai materi yang diberikan
4. Kemudian peserta didik menyimpulkan dan mendiskusikan kepada teman satu kelompok
5. dan yang terakhir peserta didik mempresentasikan didepan guru mengenai
apa yang telah didapat,

Dengan sistem belajar tersebut diharapkan peserta didik dapat belajar dan tertarik untuk mencari infomasi sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.

B. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning

a. Kelebihan e-learning

Dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang konvensional/tradisional, e-learning memang memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

1. E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis (dalam kasus tertentu).

2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.

3. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

4. Kelebihannya yaitu peserta didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan karena menggunakan alat bantu seperti video, audio dan juga dapat menggunakan alat bantu seperti komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan computer.

5. Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan

6. Guru akan lebih mudah :

Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

2. Kekurangan e-learning

1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning ini.
2. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
3. Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
4. Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan


C. Proses Pembelajaran E-Learning pada Mata Pelajaran Geografi

Pada makalah ini penulis mencontohkan pembelajaran e-learning pada kelas X, dengan satu standar kompetensi saja yaitu : “Memahami Sejarah Pembentukan Muka Bumi”.
Pada materi ini siswa diharapkan mampu menjelaskan teori tentang terjadinya jagat raya dan tata surya, keluarga tata surya, serta mampu mendiskripsikan teori lempeng dan teori terbentuknya bumi. Sebagai langkah awal, guru terlebih dulu mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dijadikan acuan dalam pembelajaran, agar sesuai dengan ketercapaian kurikulum yang telah ditetapkan. Kemudian guru mempersiapkan perangkat pembelajaran dalam bentuk media power point dan media audio visual dalam bentuk CD yang menayangkan tentang planet.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi tentang jagat raya dan tata surya yang ditampilkan dalam bentuk power point dan memutar CD tentang planet. Setelah siswa memahami materi yang telah ditayangkan dan dijelaskan, maka pada pertemuan ke dua, siswa ditugaskan untuk mencari informasi tentang “lempeng tektonik dan sejarah terbentuknya bumi” melalui media internet. Kemudian guru menugaskan pada beberapa siswa untuk mempresentasikan materi lempeng tektonik dan sejarah terbentuknyan bumi di depan kelas secara bergantian.
Tujuan akhir dari pembelajaran tersebut, siswa diharapkan akan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang disampaikan dengan metode konvensional, karena siswa dapat melihat langsung gambar – gambar tentang galaksi, palnet, komet, dan meteor. Bahkan siswa mencari informasi sendiri di internet tentang lempeng tektonik yang ditayangkan dengan media flash player, yang memperlihatkan gerakan lempengan bumi seperti keadaan yang sebenarnya. Sehingga diharapkan hasil evaluasi akhir dari pembelajaran untuk satu kompetensi tersebut memperoleh nilai yang memuaskan. Lebih jauh lagi diharapkan siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari – hari.

D. Aplikasi E-Learning di Dunia Kampus

Saat ini metode pembelajaran e-learning cukup digemari dan menjadi salah satu pilihan dosen untuk mengajar mahasiswanya. E-learning atau electronic learning adalah metode pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan sarana teknologi berupa internet (via internet). Metode e-learning ini biasanya gemar digunakan oleh dosen yang sibuk dan dosen-dosen di universitas besar seperti UI, ITS, Unair, ITB dan UB. Hal ini dilakukan karena metode pembelajaran ini tidak membutuhkan tatap muka (face to face) antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa hanya diharuskan duduk di depan komputer atau laptop dan on line di internet. Dosen benar-benar hanya berfungsi sebagi mediator, fasilitator, dan motivator. Dosen cukup memberikan modul perkuliahan atau soal-soal tugas melaui email, dan mahasiswa benar-benar harus mencari sumber atau data sendiri dari bahan kuliah atau tugas yang diberikan dosen.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa dari penggunaan metode ini. Pertama, metode pembelajaran ini bisa dilakukan kapan saja asal sesuai dan memenuhi target yang diberikan universitas. Kedua, lebih efisien dan efektif. Hal ini karena metode ini dapat menghemat waktu dan tenaga, mahasiswa tidak perlu pergi ke kampus untuk belajar, jadwal kuliah fleksibel karena jadwal kuliah tidak dibakukan dan dapat meminimalisir mahasiswa mengantuk atau bosan ketika mengikuti kuliah. Apabila mahasiswa diberi tugas oleh dosen mereka bisa langsung mencari jawaban dari tugas tersebut lewat browsing di internet langsung. Ketiga, metode ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan mahasiswa. Apabila semua dosen di universitas menggunakan metode ini, maka mahasiswa tidak perlu membayar biaya perkuliahan dalam jumlah besar. Mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang untuk browsing internet karena sebagian besar universitasnya menyediakan fasilitas hot spot (wi fi zone). Keempat, mahasiswa harus benar-benar aktif dalam proses belajar, karena dosen hanya bertindak sebagai pengarah, mediator, motivator, dan fasilitator. Kelima, secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga supaya tidak gaptek (gagap teknologi). Mengingat di zaman yang maju dan modern seperti ini penguasaan teknologi sangat dibutuhkan. Keenam, dapat menghemat penggunaan kertas yang digunakan untuk mencatat atau mengerjakan tugas sehingga dapat membantu mencegah perluasan atau percepatan global warming. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kertas terbuat dari bahan dasar pohon, padahal pohon merupakan “peredam” global warming.

Penggunaan metode pembelajaran e-learning ini selain berdampak positif tetapi juga berdampak negatif bagi mahasiswa. Beberapa kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan metode e-learning bagi mahasiswa. Pertama, tidak semua mata kuliah menuntut mahasiswa harus aktif sepenuhnya, seperti mata kuliah kalkulus, statistik, akuntansi, fisika atau mata kuliah kantitatif lainnya yang memerlukan bimbingan dari dosennya langsung. Untuk mata kuliah tersebut seperti itu pembelajaran seperti biasanya masih sangat dibutuhkan oleh mahasiswa. Kedua, metode ini membuat mahasiswa menjadi malas karena semuanya serba instant. Ketiga, penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar membuat mahasiswa semakin jauh dari buku. Padahal bagaimanapun juga buku adalah jendela dunia. Selain itu pertanggungjawaban dari pelajaran yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan karena pembelajaran tersebut berada di dunia maya, dimana didunia ini semua bisa dimanipulasi dengan mudah. Kelima, kurangnya atau minimnya tatap muka antara dosen dan mahasiswa membuat komunikasi diantara keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi langsung sangat diperlukan. Selain itu, kadang mahasiswa sama sekali tidak tahu siapa dosennya sehingga mahasiswa kurang hormat terhadap dosennya.

Jadi penggunaan metode e-learning yang semakin digemari dosen dapat menimbulkan dampak positif seperti: metode ini lebih efektif dan efisien, menghemat waktu, biaya dan tenaga, memdorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi, dan mencegah global warming terlalu parah. Selain dampak positif, penggunaan metode ini juga menimbulkan dampak negatif, yaitu membuat mahasiswa menjadi malas, semakin jauh dari buku, dan kurang mengetahui serta menghormati dosennya karena kurangnya komunikasi langsung. Untuk itu, penggunaan metode pembelajaran e-learning harus ditinjau ulang lagi apakah benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa atau tidak. Usahakan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan metode ini. Meskipun metode ini digunakan tetap harus mengutamakan komunikasi langsung antara mahasiswa dengan dosennya.



















DAFTAR PUSTAKA


Andi Afifudin, 2007, Penggunaan Metode E-Learning Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah pada Mata Pelajaran TIK Tingkat SMP, Internet.

Aninomus, 2008, Kelebihan dan kekurangan media E-Learning, Media Diknas, Internet.

Sudadio, 2010 , Strategi dan Perencanaan Pembelajaran, Modul, Untirta.

Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar